Ceritaku di Bintulu





Alhamdulillah ya Allah.. Umur fafa skrg sudah 3 tahun.. Dan yang terpenting Fafa sehat!

Yup, tidak ada yg lebih membahagiakan ketika melihat anak sehat, karena dengan sehat anak bisa melakukan apapun.

Ternyata sudah 2 tahun 5 bulan kami mendidik anak tanpa bantuan keluarga. Maksudnya orang tua kami tidak mendampingi kami. Iya, sejak usia Fafa 7 bulan kami mengambil keputusan untuk membawa Fafa di perantauan kami, Bintulu Sarawak tepatnya. Sulitkah? Jawabanya tidak selamanya dan tidak selalu sulit. Allah selalu membarengi antara kesulitan dan kemudahan.

Yaa.. Kalau dibayangkan, jadi mama dan papa muda, anak pertama, hidup jauh dr keluarga, tidak punya saudara di perntauan. Kalau anak rewel gimana? Kalau anak sakit gimana? Kalau mau ngerjain tugas rumah gimana? Sambil kerja atau engga? Dan seterusnya.. Pertanyaan dan bayangan-bayangan kesulitan-keaulitan itu menghantui fikiran.. Bisakah? Apalagi kondisiku saat itu 1 tahun lebih pasca operasi pemasangan pen di tangan kiri plus tangan kiri yang belum sepenuhnya sembuh. Ya.. Bukan hanya pasang pen, tapi saraf-saraf di tangan kiriku juga terkena imbas kecelakaan 2016 silam, 3 bulan perawatan jalan, 1 bulan full fisioterapi.

Jawabannya adalah.. Alhamdulillah Allah memudahkan itu semua, semuanya tidak sesulit bayangan bayangan kita. Allah juga menghadiahi kami lingkungan dan teman-teman yang sangat baik, sangat luar biasa.

Beginilah ceritanya...

Hmmm dimulai dr mana yah.. Ok.. Dari sini deh, sebenernya tinggal di mana sih? Ngapain sih d situ? Kok bisa jauh2 ke situ, kenapa ga di indo aja di kampung halaman sendiri??

Inilah jawabannya..

Kami tinggal di di Bintulu, Sarawak Malaysia. Suatu negeri yang berbatasan dengan Brunei dan kalimantan Indonesia. Untuk sampai ke Bintulu dari Indonesia bisa dari mana2 airport menuju KL Lalu dr KL cari penerbangan domestik ke Bintulu. Atau pilihan kedua dr Pontianak ke Kuching (ibukota Sarawak) baru ke Bintulu. Bintulu kota yg tidak begitu besar, tapi cukup ramai dan menurutku Bintulu adalah kota yang nyaman untuk ditinggali. Kenapa? Karena, Mau udara segar tinggal pergi ke pantai, pantainya bersih indah dilengkapi dengan taman untuk jogging, gazebo untuk bbq, playground untuk bermain anak-anak dan foodcourt yang menghidangkan makanan-makanan yang lezat. Favorit Fafa itu main gelembung-gelembung, nanti tertiup angin pantai indaah banget deh. Lalu, Mau ngemall? Di sini Juga ada banyak pilihan mall dan yang pastinya dekat dari tempat tinggal kami, dan yg paling terpenting adalah lalu lintas disini tidak begitu padat, semua memenuhi aturan. Itu yg buat kami nyaman, apalagi aku pribadi yg memiliki sedikit trauma di jalanan karena kecelakaan 2016 silam. Mau melancong? Bandara juga deket, paling 20 menit dari tempat kami, yang penting ada uangnya.. Hehehe bosen suasana kota? Mau ke pasar tradisional? ada kok, ada pasar ikan, ada pasar nelayan, ada pasar utama ada pasar malam, lengkap deh pokoknya. bersih dan juga tertib! Naah kalau penasaran sama bintulu boleh deh search di google atau datang kesini langsung. Nnti kami ajak muter-muter deh.. Hehe itulah sedikit gambaran tentang Bintulu. Oia di sini yang sedikit susah itu transportasi umum. Ga ada angkot, kata pelajar sih ada angkutan umum kaya van gitu, tapi kami sendiri ga pernah lihat itu melewati tempat tinggal kami, karena biasanya van-van itu ada untuk mengantar pekerja-pekerja kilang menuju kota (biasanya sabtu ahad itu ramai banget) siapa pekerja kilangnya? Ya saudara-saudara kita dari Indonesia. Yg banyak kami jumpai adalah grabcar dan taxi. Grab bike atau gojek juga ga ada guys disini. Jadi lebih enaknya punya kendaraan sendiri di sini.. Hehe
Begitulaah Bintulu

Kita ngapain yah di sini? Ya awalnya aku ikut suami ngajar di sini, karena tiba-tiba dibutuhin buat bantu-bantu akhirnya ikut ngajar juga, jadi kalau nanti udah ga dibutuhin ya siap-siap jadi full time mama lagi.. Hehe eeeh sekarang juga walopun ngajar tetep jadi full time mama n wife kok.. Alhamdulillah.

Ya.. Kami mengajar di salah satu pesantren di sini namanya Institut Tahfiz Bintulu (ITB) . Punya siapa sih itu ITB? Punya siapa yah? Ya punya masyarakat sini. Jadi ga seperti di indonesia kalau pesantren ada pendirinya dan ada pengasuhnya. ITB ini awalnya didirikan oleh masjid sekitar daerah sini. Siapa pemimpinnya? Pemimpinya itu ya orang yang ditunjuk oleh masyarakat sini. Dan pemimpin di sini dibantu oleh beberapa ahli jawatan kuasa, yg bekerja di bidang masing-masing untuk menghidupkan pondok. Dan yang perlu kalian tahu ya guys.. Mereka itu relawan yah, ya relawan ga digaji sepeserpun. Sebagian dr mereka bekerja di Petronas (BUMN Malaysia lah) ada juga yang di Bank, ada juga pensiunan, dll. Tapi beneran salut! Mereka tulus ikhlas berbakti untuk pondok. Rela meluangkan waktu dan tenaga untuk pondok kami. Alhamdulillah. Adapun kepala sekolah (mudir) adalah ustaz yg dipilih oleh AJK (Ahli jawatan kuasa) tadi. Naah kebetulan ustaz-ustaznya itu rata-rata dari indonesia seperti kami. Begitupun dwngan mudirnya yaitu dari indonesia, bahkan satu almamater dengan kami, Al Hikmah. Dan kami menjadi pengajar di sini. Pengajar pelajar tingkat SMP-SMA. Oiaa, Di sini ada perbedaan dengan Indonesia yah. Kalau di indo SMP SMA dipisah kalau disini satu tingkatan yaitu 5 tahun.


Bersambung.....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nak

Menu Istimewa

Kamu kuat, lebih dari yang kamu bayangkan